KENAPA
HARUS PACAR ?!
Seperti
biasa, pagi ini aku hanya diam saja. Bangun tidur aku pun segera mandi, dan
pakai seragam. Setelah itu sarapan dan berangkat sekolah sesampai di sekolah,
aku segera menaruh tas, dan mengambil MP4 di dalam tasku. Setiap hari ku
lakukan seperti itu. Aku Echa. Duduk di kelas VIII sekolah menengah pertama.
Aku sekolah di SMPN 24 Surabaya. Sebenarnya dulu, aku bukan lah anak yang cuek,
dan pendiam gini. Dulu, aku adalah anak ceria yang baik pada siapa saja. Namun,
karena kedua sahabatku lah, aku menjadi begini.
Kisah
ku bermula pada saat kedua sahabatku mempunyai pacar. Awalnya sebelum mereka
mempunyai pacar, mereka peduli padaku. Namun, kepedulian mereka hilang secara
tiba – tiba. Aku ingat saat itu, kebetulan hujan turun saat pulang sekolah,
saat di kelas, aku dan Sisi sudah janji akan pulang bareng. Namun, tiba – tiba
Doni, pacar Sisi menjemput Sisi.
“ Sayang,
pulang bareng yuk ’’ ajak Doni. Langsung saja, Sisi pun segera menghampiri Doni,
walaupun saat itu hujan turun. Dalam sekejap Sisi sudah di gonceng oleh Doni.
“ Cha !!
Duluan ya!! ’’ kata Sisi. Sisi tak ingat bahwa dia ada janji denganku!! Aku
hanya mengangguk sambil tersenyum hanya untuk menutupi kemarahanku. Aku pun
dengan capek hati pulang sendirian.
Tapi
ada peristiwa lagi, yang lebih parah dari itu. Pada saat itu, aku punya janji
dengan Sisi dan Dea, yaitu pergi ke Mall untuk lihat Bioskop. Kami sudah
sepakat. Akhirnya, kami pun berangkat ke Mall. Namun, tiba – tiba Doni pacar
Sisi, dan Andre pacar Dea ikut melihat Bioskop!! Aku pun sangat kaget, bukan
main “ De, Si ! kenapa Doni sama Andre ikut ? bukannya mereka berdua latihan
Band ? ’’ tanyaku.
“ Oh… Sorry
yha gak bilang. Kita yang ajak mereka. Hehehe ’’ kata Dea.
“ Oh… ’’
Jawabku sedih.
Saat lihat Bioskop, mereka berempat melihat Film dengan
mesranya. Aku pun hanya bisa diam terpaku. Aku kira hanya saat lihat Bioskop
saja mereka mesra. Namun, saat makan siang mereka sangat mesra. Dari Dea yang
di suapin pacarnya, ada yang pegangan tangan dan lain – lain. Seperti tadi, aku
hanya bias diam terpaku. Sebenarnya aku iri, mereka bisa pergi dengan pacar
mereka. Tapi. Mau bagaimana lagi ? pacar saja aku gak punya. Tiba – tiba Dea
tersadar, bahwa dari tadi aku diam saja.
“ Eh, Echa.
Kenapa dari tadi diam saja ? ’’ Tanya Dea.
“ Eh,
Enggak kok. ’’ Jawabku sambil tersenyum.
“ Oh… ya
sudah ’’ jawab Dea. Sontak aku kaget dengan jawaban Dea yang super – super
Jutek.
***